- Filosofi dan Tujuan Grameen Bank
Pekerjaan yang
dilakukan oleh Grameen Bank selama tiga dekade terakhir ini adalah
didasarkan pada filosofi dibawah ini yang sungguh-sungguh dipegang
teguh:1
- Kaum miskin memiliki keahlian yang tidak digunakan atau hanya sedikit digunakan. Mereka kurang mendapatkan kesempatan dibandingkan kemampuan
- Kemiskinanan tidak diciptakan oleh kaum miskin,tetapi oleh kebijakan dan lembaga yang mengecualikan mereka dari kesempatan
- Kegiatan amal bukanlah merupakan solusi terhadap kemiskinan: hal itu menciptakan ketergantungan daripada kemandirian
- Menjadi wirausaha adalah cara tercepat dan termudah untuk menciptakan lapangan kerja bagi kaum miskin
- Kaum wanita memiliki kecenderuangan tinggi untuk jatuh ke dalam kemiskinan dan yang paling menderita karenanya, tetapi mereka memiliki dampak langsung bagi keluarga mereka.
Dari
tahun 1976 itu, Profesor Muhammad Yunus meluncurkan sebuah proyek
penelitian untuk meneliti kemungkinan merancang sebuah sistem kredit
yang menyediakan layanan perbankan bagi penduduk miskin di
pedesaan.Program ini merupakan asal-usul dari Grameen
Bank. Proyek Grameen
Bank (Grameen
berarti pedesaan atau desa dalam
bahasa Bangladesh)
memiliki tujuan sebagai berikut:2
- Memberikan fasilitas perbankan untuk orang miskin dan perempuan;
- Menghapuskan eksploitasi orang miskin oleh pemberi pinjaman uang;
- Menciptakan peluang kerja mandiri karena banyaknya pengangguran di pedesaan Bangladesh;
- Membawa kebanyakan wanita kurang mampu dari rumah tangga miskin, dalam format organisasi yang mereka dapat pahami dan kelola sendiri; dan
- Membalikkan keadaan lingkaran setan kuno “Berpenghasilan rendah, tabungan rendah, dan rendah investasi”, ke dalam lingkaran yang baik dari “Pendapatan lebih, tabungan lebih banyak, lebih banyak investasi.”
Grameen Bank
merupakan sebuah bentuk bisnis sosial. Dimana tujuannya yaitu
mencapai tujuan sosial nan luas.3
Berbanding
terbalik dengan tujuan kapitalisme
yakni keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya.
Grameen Bank sebagai sebuah bisnis sosial,
meskipun tujuan utamanya adalah membantu kaum miskin.
Tetapi
sangat berbeda dari amal. Ini bisnis dalam arti sesungguhnya. Jika
berbisnis, anda berfikir dan bekerja dengan cara berbeda dibandingkan
bila anda beramal. Inilah perbedaan definisi bisnis sosial dan
dampaknya bagi masyarakat.4
Jadi, bisnis sosial
didesain dan dijalankan sebagai usaha bisnis, dengan produk, jasa,
calon pembeli, pasar, biaya, dan hasil(pendapatan)
tapi dengan prinsip pemaksimalan keuntungan diganti dengan prinsip
manfaat sosial.
Alih-alih
berusaha menumpuk keuntungan finansial setinggi mungkin bahkan
dinikmati para investor, bisnis sosial berusaha mencapai tujuan
sosial.5
Pola kredit yang
diberikan oleh Grameen Bank tidak sama dengan pola yang dilakukan
oleh Bank Konvensional. Hubungan Bank dengan calon anggotanya dijalin
dalam hubungan emosional yang kuat.
Dimulai
dengan penyuluhan, kemudian diadakan pendidikan (termasuk mengajari
membaca dan menulis), pengenalan usaha,
dan pelatihan.
Selain
itu, sebagian besar nasabah adalah mereka yang sudah memiliki
keterampilan di suatu bidang usaha, seperti kerajinan rumah tangga,
pertanian, peternakan dan perdagangan. Anggota yang mempunyai
keahlian ini akan mengajari keahliannya kepada anggota yang lain
dalam satu kelompok atau mengajari kelompok lainnya.6
Dengan
pola seperti ini, kita dapat memahami bahwa pendekatan yang dilakukan
oleh Grameen Bank lebih kepada pendekatan emosional daripada bisnis
semata.
2
A Short History of Grameen
Bank” artikel
diakses tanggal 10 Maret 2012
dari
http://grameeninfo.org/index.php?option=com_content&task=view&id=19&itemid=11
3
Muhammad Yunus, Menciptakan
Dunia Tanpa Kemiskinan.
Bagaimana Bisnis
Sosial Mengubah Kehidupaan Kita.Terkemahan
Rani R. Moediarta.( Jakarta: Gramedia 2008) Cet 2.h 23.
6Teuku
Syarif, “Grameen Bank Membuktikan Perempuan dan Orang Termiskin
dari yang Miskin Punya Potensi untuk Diberdayakan”, Infokop Nomor
29 Tahun XXII, 2006.
0 komentar:
Posting Komentar