Kamis, 05 Juli 2012

contoh-konsep bmt-skripsi

  1. Konsep BMT
Baitul Maal wat Tamwil( BMT), didefinisikan sebagai “lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan prinsip syariah”.1 BMT dalam pedoman bahasa Indonesia, adalah Balai Usaha Mandiri terpadu, merupakan lembaga keuangan syariah yang tumbuh seiring dengan perkembangan lembaga keuangan maupun non keuangan syariah lainnya di Indonesia.
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal cenderung pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit seperti zakat, infaq dan shadaqah(ZIS). Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.2
Definisi lain yang menjelaskan baitul maal ialah merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba (sosial),3 sedangkan baitut tamwil secara etimologi berasal dari kata bait dan tamwil. Yang berarti bait adalah rumah dan tamwil adalah pembiayaan. Jadi baitut tamwil adalah rumah pembiayaan. Dan baitut tamwil secara terminologis dapat diartikan sebagai lembaga (instansi) keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dari pihak ketiga (deposan) dengan memberikan pembiayaan-pembiayaan kepada usaha-usaha yang produktif dan menguntungkan. Atau baitut tamwil didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana masyarakat dan bersifat profit motive.
BMT (Baitul Maal wat Tamwil) atau padanan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum miskin.4
1M. Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, (Jakarta: LSAF, 1999), h. 430.
2Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007), h. 96.
3Hertanto Widodo, Panduan Praktis Operasional BMT, (Bandung:Mizan, 1999), h. 81.
4M.Amin Azis, Tata Cara Pendirian BMT, (Jakarta: PKES Publishing,2008), h.18.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com